Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Profil Narges Mohammadi, Aktivis Perempuan Iran Pemenang Nobel Perdamaian 2023

Reporter

image-gnews
Taghi Ramahi, suami Narges Mohammadi, seorang pembela hak-hak perempuan Iran yang dipenjara, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2023, berpose dengan foto dirinya dan istrinya yang tidak bertanggal, saat wawancara di rumahnya di Paris, Prancis, 6 Oktober 2023. REUTERS/Christian Hartmann
Taghi Ramahi, suami Narges Mohammadi, seorang pembela hak-hak perempuan Iran yang dipenjara, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2023, berpose dengan foto dirinya dan istrinya yang tidak bertanggal, saat wawancara di rumahnya di Paris, Prancis, 6 Oktober 2023. REUTERS/Christian Hartmann
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Iran Narges Mohammadi selama beberapa dekade telah berkampanye mengenai isu-isu paling sensitif di republik Islam tersebut. Pemenang Nobel Perdamaian 2023 itu menentang pilar-pilar sistem ulama termasuk hukuman mati dan kewajiban hijab, dan dengan tegas menolak untuk menghentikan kampanyenya bahkan di balik jeruji besi.

Seperti dilansir France24, Mohammadi sudah tidak bertemu anak-anaknya selama delapan tahun terakhir karena menghabiskan sebagian besar hidupnya di penjara. Ia bahkan mengakui bahwa tidak ada kemungkinan pembebasan dalam waktu dekat.

Namun Mohammadi, 51 tahun, tetap menegaskan perjuangannya tidak sia-sia, dan mengatakan bahwa gerakan protes yang meletus satu tahun lalu di Iran melawan rezim Republik Islam tersebut masih hidup.

Pertama kali ditangkap 22 tahun lalu, Mohammadi telah menghabiskan sebagian besar waktunya selama dua dekade terakhir keluar masuk penjara karena tak henti-hentinya mengkampanyekan hak asasi manusia di Iran. Dia terakhir dipenjara sejak November 2021.

“Dia adalah orang paling gigih yang saya kenal”, suaminya Taghi Rahmani, yang telah menjadi pengungsi di Prancis sejak 2012 bersama dua anak mereka, si kembar yang kini berusia 17 tahun.

“Dia punya tiga tujuan dalam hidupnya – penghormatan terhadap hak asasi manusia, komitmen feminisnya, dan keadilan atas semua kejahatan yang telah dilakukan,” kata Rahmani.

Meskipun dia hanya bisa menyaksikan dari balik jeruji besi protes yang terjadi setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September 2022 – yang ditangkap karena melanggar aturan berpakaian bagi perempuan di Iran – dia mengatakan gerakan tersebut memperjelas tingkat kekerasan yang terjadi dan ketidakpuasan di masyarakat.

“Pemerintah tidak mampu mematahkan protes rakyat Iran,” katanya pada September dalam jawaban tertulis dari penjara Evin di Teheran tempat dia ditahan, menggambarkan gelombang protes sebagai hal yang “tidak dapat diubah.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BREAKING NEWS: Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

41 menit lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara dalam pertemuan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di perbatasan Azerbaijan-Iran, 19 Mei 2024. Iran's Presidency/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
BREAKING NEWS: Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Iran meninggal dalam kecelakaan helikopter yang mereka tumpangi.


Presiden Ebrahim Raisi dan Menlu Iran Dikabarkan Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

1 jam lalu

Petugas penyelamat bersiaga  setelah jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi, di Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, 19 Mei 2024. Proses penyelamatan oleh tim terhambat kondisi cuaca buruk di daerah tersebut karena terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Azin Haghighi/Moj News Agency/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Presiden Ebrahim Raisi dan Menlu Iran Dikabarkan Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

Dua pejabat pemerintah Iran, Presiden Ebrahim Raisi dan Menlu Amir Abdollahian, dikabarkan meninggal akibat kecelakaan helikopter di Azerbaijan Timur.


Rusia Kerahkan Tim Penyelamat dan Pesawat untuk Bantu Cari Helikopter Ebrahim Raisi

1 jam lalu

Tim penyelamat bersiaga menyusul jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi, di Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, 19 Mei 2024. Raisi berada di Azerbaijan Minggu pagi untuk meresmikan bendungan bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Azin Haghighi/Moj News Agency/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Rusia Kerahkan Tim Penyelamat dan Pesawat untuk Bantu Cari Helikopter Ebrahim Raisi

Ajudan Vladimir Putin mengatakan Putin memerintahkan pengiriman 50 orang penyelamat untuk membantu pencarian helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi.


Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi telah Teridentifikasi

2 jam lalu

Petugas darurat berjalan di daerah berkabut menyusul jatuhnya helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi, di Varzaqan, Provinsi Azerbaijan Timur, Iran, 19 Mei 2024 dalam tangkapan layar dari sebuah video. Iranian Red Crescent Society/Handout via REUTERS
Lokasi Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi telah Teridentifikasi

Tim penyelamat dan media Iran melaporkan lokasi jatuhnya helikopter yang mengangkut Presiden Ebrahim Raisi telah teridentifikasi.


Ebrahim Raisi: Garis keras dalam Moralitas, Unjuk Rasa, dan Perundingan Nuklir

2 jam lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi berbicara dalam pertemuan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev di perbatasan Azerbaijan-Iran, 19 Mei 2024. Iran's Presidency/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Ebrahim Raisi: Garis keras dalam Moralitas, Unjuk Rasa, dan Perundingan Nuklir

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dikenal sebagai penganut garis keras dalam hal moralitas, termasuk membatas cara berpakaian dan berprilaku perempuan.


BREAKING NEWS: Helikopter yang Bawa Presiden Iran Mendarat Darurat, Tim SAR Masih Mencari Raisi

15 jam lalu

BREAKING NEWS: Helikopter yang Bawa Presiden Iran Mendarat Darurat, Tim SAR Masih Mencari Raisi

Helikopter yang mengangkut Presiden Iran Ebrahim Raisi dikabarkan mendarat darurat. Upaya penyelamatan belum berhasil.


Gelar Acara Penghargaan untuk Akbar Tandjung, Forum Aktivis: Mentor Terbaik Aktivis Indonesia

21 jam lalu

Politikus Senior Partai Golkar Akbar Tandjung dalam acara
Gelar Acara Penghargaan untuk Akbar Tandjung, Forum Aktivis: Mentor Terbaik Aktivis Indonesia

Dewan Penasihat FAN, Maruarar Sirait, mengatakan Akbar Tandjung adalah mentor terbaik dari aktivis Indonesia.


Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour berpidato di depan para delegasi di Majelis Umum PBB sebelum melakukan pemungutan suara mengenai rancangan resolusi yang akan mengakui Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota penuh PBB, di New York City, AS, 10 Mei 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel


Memahami Bahaya Hipertensi pada Perempuan yang Sering Diabaikan

3 hari lalu

Ilustrasi anak hipertensi/tekanan darah tinggi. Shutterstock.com
Memahami Bahaya Hipertensi pada Perempuan yang Sering Diabaikan

Penting bagi perempuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya hipertensi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung dan kesejahteraan mereka.


5 Kontroversi Sydney Sweeney, Aktris Amerika yang Sedang Naik Daun

5 hari lalu

Sydney Sweeney berpose saat menghadiri People's Choice Awards ke-49 di Santa Monica, California, 19 Februari 2024. REUTERS/Mario Anzuoni
5 Kontroversi Sydney Sweeney, Aktris Amerika yang Sedang Naik Daun

Sydney Sweeney aktris pemeran Madame Web kerap menuai kontroversi. Apa saja?